Berikut ini adalah beberapa pertanyaan mengenai Teknologi Golden Harvest yang sering dilontarkan oleh para petani/pekebun yang kami rekam dan kemudian kami sajikan pada website ini, dengan harapan dapat menjadi pengetahuan dan manfaat bagi para pembaca/pengunjung website kami khususnya dan para petani pada umumnya.
# Apa itu Golden Harvest Teknologi?
Teknologi berwawasan lingkungan dalam bidang pertanian yang berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman serta menjaga keseimbangan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, dengan menggunakan mikroorganisme indegenous.
# Teknologi ini menggunakan media apa?
Kami menamakan Golden Harvest, berbentuk cairan yang dibuat dalam laboratorium mikrobiologi dengan teknologi AGPI (Agricultural Growth Promoting Inoculants) kemudian dengan peralatan khusus formula ini diperbanyak, sehingga kecil kemungkinan dapat dipalsukan.
# Apa kandungan formula Golden Harvest itu?
Hormon tumbuh IAA (Indole Acetic Acid), Azospirillum sp, Azotobacter sp, Mikroba pelarut P, Lactobacillus sp, Mikroba pendegrasi selulosa. Mikroba tersebut merupakan mikroba indigenous, yaitu mikroba tanah setempat yang sangat berguna untuk penyubur tanah secara biologi. Selain itu terdapat beberapa unsur lain yang tidak kami tampilkan (Rahasia Perusahaan) terdapat dalam Golden Harvest sehingga menjadikan Golden Harvest ini memiliki keunggulan dari produk sejenis lainnya.
#Apa fungsi dari unsur-unsur tersebut?
Hormon tumbuh berfungsi untuk memacu pertumbuhan akar, batang dan daun serta buah, terdapat mikroorganisme penambat Nitrogen, mikroba pelarut phosphor dan pendegrasi selulosa, selain itu berfungsi juga untuk memudahkan penyerapan unsur hara oleh tanaman.
#Mengapa teknologi ini disebut ramah lingkungan?
Kandungan yang terdapat dalam Golden Harvest ini adalah dari unsur hayati (mahluk hidup) yang aman bagi pemakainya, kemudian terdapat mikroba yang mampu untuk menguraikan pestisida dan zat berbahaya lainnya yang jatuh ke tanah.
#Tanaman apa saja yang dapat menggunakan Teknologi Golden Harvest?
Semua tanaman dapat menggunakan Teknologi Golden Harvest, misalnya tanaman Pangan, tanaman Hortikultura, tanaman Perkebunan maupun tanaman Hias. Hanya saja dosis yang digunakan berbeda.
# Apakah setelah menggunakan Pupuk Hayati Golden Harvest ini pupuk kimia atau kandang tidak perlu diberikan?
Lahan pertanian yang ideal harus memenuhi syarat kesetimbangan, yaitu unsur fisik (bajak/cangkul), kimia (pupuk kimia maupun kandang) dan biologi (mikroorganisme). Jadi lahan pertanian tetap harus diberikan Pupuk (kimia atau kandang), tetapi penggunaanya dikurangi sampai dengan 50% dari biasanya (pertanian konvensional, tanpa Golden Harvest).
Bisakah penggunaan Golden Harvest ini di campur dengan pupuk kimia atau dengan pestisida?
Tidak boleh! Penggunaan Golden Harvest tidak boleh dicampur dengan pupuk kimia maupun pestisida, hal ini dikarenakan kandungan yang terdapat dalam Golden Harvest merupakan mahluk hidup, apabila penggunaannya disatukan dengan unsur-unsur kimia menyebabkan mikroorganisme tersebut tidak akan bekerja secara optimal.
# Berapa hari masa tenggang penggunaan Golden Harvest ini dengan penggunaan pupuk kimia?
3 sampai dengan 5 Hari, boleh Golden Harvest dulu atau pupuk kimia dulu.
#Bagaimana cara penggunaan Teknologi Golden Harvest ini?
Caranya sangat mudah, cukup disemprotkan pada tanah disekitar tanaman dengan dosis 100ml untuk satu tanki sprayer ukuran 15 liter, atau dengan cara disiramkan pada tanaman dengan dosis 10ml Golden Harvest untuk 2 liter air.
# Apa yang terjadi apabila dosis yang diberikan pada tanaman kelebihan?
Tidak masalah, apabila dosis yang diberikan terlalu banyak tidak akan membuat tanaman itu mati, malahan tanaman semakin subur.
# Apakah teknologi Golden Harvest Perikanan dapat diterapkan pada budidaya lobster air tawar, belut/sidat dan lele?
YA!, Teknologi ini tidak saja untuk budidaya tambak air payau tetapi dapat juga untuk air tawar, hanya saja bagian dasar kolam harus berupa tanah/lumpur.
BACA JUGA TERKAIT DENGAN BAGAIMANA PELUANG REPEAT ORDERNYA?
Hong Tonoh said,
September 12, 2014 @ 8:28 am
Apa bs diaplikasikan untuk tanaman tebu? Brp dosisx dan bgmana pggunaanx?
Erianto Simalango said,
Oktober 1, 2014 @ 1:20 am
Bisa pak, Hong Tonoh, 2 liter untuk 1 hektar, 1 liter dicampur dengan 50liter air pak
Albert Jemmy Nathan said,
Maret 10, 2013 @ 5:00 pm
Mohon info untuk TGH apakah unsur mikronya apa saja ? Karena saya butuh info selain mikroba apakah terkandung unsur mineralnya juga.
Salam,
Albert
Indra said,
April 1, 2012 @ 2:16 pm
bagaimana cara penggunaan TGH untuk budidaya lele?apakah sudah ad yg brhasil mencobanya?terima kasih
borry said,
April 1, 2011 @ 10:47 am
Hello pak,
Bisakah TGH diguna pada binatang peliharaan seperti anjing dan kucing?Kalau bisa, apa dosnya?
Terima Kasih
Borry
Erianto Simalango said,
November 25, 2011 @ 9:35 am
mohon maaf tidak bias pak Borry
ARFAN LAIYA said,
Oktober 1, 2010 @ 9:09 am
inta penjelasan lengkaptentang pupuk feng shou
Ahmad Hafis said,
Juli 3, 2010 @ 2:32 am
Kami mengelola Kios Resmi pupuk bersubsidi dan obat-obatan untuk Kelompok Tani dan petani padi (sawah) di daerah Kalimantan Tengah. Tanah di daerah kami banyak mengandung gambut dengan kadar asam yang tinggi sehingga hasil produksi padi gabah kering panen (GKP) petani kami jauh lebih sedikit jika dibandingkan dgn petani di jawa. Apakah pupuk TGH pernah dicoba dipakai di daerah Kal Teng / Kalimantan? Jika sudah pernah dicoba, tolong infokan hasil GKP berikut dgn kontak person pemakai atau distributor pupuk TGH di Kal Teng(Kalimantan). Terima kasih.
Tutik said,
Maret 11, 2010 @ 1:45 am
Salam kenal pak Erie, saya tertarik dengan TGH ini, yang ingin saya tanyakan aplikasinya untuk perkebunan apel. Kalu bapak bisa mereferensikan saya petani apel di daerah malang yang sudah menggunakan TGH ini, mungkin saya bisa benchmark ke lokasi. Saya tinggalnya di daerah malang.
Terima kasih
Erianto Simalango said,
Maret 12, 2010 @ 10:40 am
Selamat pagi pak…
Sampai dengan saat ini memang kami belum ada informasi apakah sudah ada yang menggunakan ini di malang. Tetapi ketepatan sekali sebenarnya bapak bisa langsung mencoba dan nanti sebagai percontohan, dan ini akan menjadi peluang juga untuk bapak. Karena TGH itu memberikan kesempatan menjadi DIstributor dengan siapapun tanpa batas wilayah. Tentunya dari hasil pengembangan bisnis akan ada untungnya buat bapak. BUkan itu saja hanya pake saja pupuk ini tetap mendapatkan bonus.
Demikian pak, selamat mencoba tidak perlu ragu.
Salam
Eric
Tutik Sri Astuti said,
Maret 12, 2010 @ 10:41 am
Maaf pak eri, saya bukan bapak tapi ibu. Trima kasih infonya. Saya tahu tentang produk ini dari teman saya yang di Malang juga. Saya pingin terapkan ke kebun apel saya yang selama ini full pupuk dan insektisida kimia. Saya pinginnya bechmarking kebun apel yang sudah pake’. Kalau di luar Malang bisa kasih referensi ke mana ya pak untuk benchmarking kebun aple.Trims infonya
TUTIK SRI ASTUTI
Office : 0341-499314
Fax : 0341-477222
Flexi : 0341-7050872
HP : 0812-3314356
mailto : two-tea@telkom.co.id
Erianto Simalango said,
Maret 12, 2010 @ 10:43 am
Oh ya maaf bu Sri…
Oh ya, benar sekali ada baiknya memang dicoba.
mohon maaf sekali bu Sri, saya belum ada dapat info yang telah menggunaka untuk apple. Karena biasanya kalau udah ada yang gunakan mereka langsung berikan comment kok di websitenya atau di facebook.
Tapi saya coba cari informasinya akan saya informasikan kemudian bu Sri.
Senang bisa bekerjasama dengan bu Sri
Ical pratama said,
Oktober 28, 2009 @ 4:22 am
Selamat siang pak, Untuk sawit yg baru tanam berapa dosis yg di berikan /pokok, setelah di campur air
Ical pratama said,
Oktober 26, 2009 @ 4:35 am
Salam kenal. Saya baru saja membaca tentang pupuk TGH saya sangat tertarik tapi bagaimana cara nya saya mendapatkannya ? Saya tinggal di riau kampar
Erianto Simalango said,
Oktober 27, 2009 @ 10:37 am
silahkan hubungi 0761-7076141 untuk Pekanbaru.
Suraji Ikhwan said,
Juli 29, 2009 @ 2:57 am
Potensi TGH memang luar biasa..salam to smua distributor TGH..
Erianto Simalango said,
Juli 29, 2009 @ 5:49 am
Terimakasih pak Suraji Ikhwan. Apakah ada kesaksian pak Suraji tentang TGH? Barang kali bisa dishare pak.
ichsan syahril said,
Oktober 28, 2009 @ 7:34 am
salam bapak Erianto…
Saya ichsan bapak
saya mau bertanya
epektifnya pupuk ini di gunakan pada musi kemarau apa pada musim hujan?
karena kebanyakan petani konvensional menggunakan waktu menanam padi ketika musim hujan..padahal kita tahu kualitas intensitas cahaya matahari kurang..
apakah pengaruh intensitas cahaya begitu berpengaruh signifikan terhadap hasil yang optimal…?
mohon informasinya ya bapak…
terima kasih Bapak
Yoyok Harioso said,
Juli 28, 2009 @ 5:38 am
Yth. Bapak Eric, TGH sudah saya aplikasikan ke tanaman koleksi saya, saya semprotkan ke media tanamnya saja, jadi sudah sesuai dengan saran bapak, tentunya hasil kerja TGH belum terlihat saat ini, kita tunggu 2 – 3 bulan lagi, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kembali antara lain :
1. media tanam yang saya gunakan kebanyakan oplosan pakis dengan humus andam atau kaliandra, tidak mengandung unsur tanah sama sekali, pertanyaan saya : apakah penyiraman TGH kemudia tanam tersebut diatas ada manfaatnya ?
2. karena kami orang yang malas maunya yang praktis praktis saja, maka kami menggunakan pupuk slow releas seperti dekastart dan sejenisnya yang umumnya 3 bulan sekali pemberian pupuk non organik tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap penggunaan TGH ini ?
3. seperti diketahui dalam musim pancaroba seperti sekarang ini, banyak sekali tanaman hias yang terserang busuk akar atau karat daun yang umumnya diobati dengan menyeprot fungisida & bakterisida sebagai tidakan pencegahan, bagaimana pengaruhnya fungisika & bacterisida terhadap TGH ?
4. ID card sudah saya terima, sorry belum saya baca baca karena lagi ada pameran tanaman hias di lap banteng, banyak teman teman yang dari daerah pada datang kesana
Mungkin 3 dulu pertanyaan kami diatas ini, untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih atas penjelasan & perhatian Bapak.
salam,
YoyoK Harioso 0819-08208668
Erianto Simalango said,
Juli 28, 2009 @ 5:39 am
Yth. Bpk. Yoyok H.
Oh gitu ya pak. apakah semua tanaman bapak tidak menggunakan tanah? Untuk penggunaan tidak ada masalah, hanya saja unsur hara yang ada didalam oplosan pakis kan terbatas jika dibandingkan dengan tanah, tapi tidak ada masalah, sehingga untuk perbedaan setelah menggunakan TGH kemungkinan akan lambat itu saja.
Oh masa ya pak Yoyok.. saya yakin, pak Yoyok adalah orang yang aktif dan gesit, karena dari biodata yang bapak kirim saya pikir tidak produktif lagi, ternyata diluar dugaan saya, buktinya bapak mempunyai koleksi yang cukup mengeluarkan tenaga untuk mengelolanya, tetapi saya merasakan bahwa bapak tetap mempunyai semangat yang tinggi. Untuk penggunaan pupuk non organik yang bpk lakukan 3 bulan sekali itu tidak akan berpengaruh terhadap penggunaan TGH, bapak bisa lihat nanti perkembangannya apabila memang sudah kelihatan, justru ketika bapak memupuk 1×3 bulan dengan dosis misalnya 2 kg maka selanjutnya bapak bisa kurangi gunakan 1 kg saja. Karena salah satu tujuan dari TGH ini adalah untuk mengurangi penggunaan pupuk non organik tanpa mengurangi hasil. Tetap di ingat pada saat waktu pemupukannya bersamaan berikan jarak 3 atau 5 hari.
Fungisida dan bakterisida akan berpengaruh kepada TGH apabila penggunaannya bersamaan. Karena apabila bersamaan kandungan yang ada dalam TGH tidak akan berguna, karena bakteri yang terdapat dalam pupuk TGH tidak akan berfunsi lagi karena sudah mati akibat fungisida, makanya selalu berikan jarak min. 3 hari dari penggunaan TGH.
OK pak, silahkan pak, nanti pelajari brosur dan petunjuknya, kemudian bapak bisa ceritakan kepada semua rekan-rekan seprofesi bapak untuk menggunakan pupuk TGH dari bapak.
Ok pak, kami akan selalu menunggu kabar baik dari bapak, silahkan sharing, bapak jika ada documentasi penggunaan TGH nantinya bisa dikirimkan kekami, sehingga ini bisa sebagai salah satu alat promosi untuk bapak nantinya
salam / Eric
Indra Bambang Irawan said,
Juli 25, 2009 @ 1:04 pm
slm kenal, saya ingin bertnya bagaimanakah cara penggunan TGH pada tanaman karet secara detail. dan contoh prediksi penghasilannya di bandingkan dengan cara konvensional, Trims……….
Erianto Simalango said,
Juli 28, 2009 @ 6:20 am
Kami sudah menyediakan alat bantu berupa buku Petunjuk Aplikasi penggunaan TGH, disana dijelaskan secara rinci bahkan dengan penggunaan pupuk kimianya juga. Karena kalau kami jelaskan disini terlalu banyak
ichsan syahril said,
Oktober 28, 2009 @ 7:38 am
salam bapak Erianto,,,
Dimana saya bisa mendapatkan buku tuntunan penggunaan pupuk TGH ini???
terima kasih Bapak”
Erianto Simalango said,
November 25, 2009 @ 7:49 am
Pada saat anda melakukan PENDAFTARAN kami akan langusng memberikan bukunya, sehingga lebih mudah untuk pengaplikasiannya.
yoyok harioso said,
Juli 23, 2009 @ 7:45 am
Yth. Bapak Eric, saya pencinta / kolektor tanaman hias, terutama anthurium, aglonema, adenium, Puring dan lain lain, pada kesempatan ini kami mohon pengarahan dari Bapak tentang tata cara & dosis penggunaan TGH ini ke tanaman hias yang saya sebutkan diatas atau ada pemakai TGH lainnya yang punya pengalaman pemakaian TGH ini (bagi pengalaman). Demikian atas perhatian & pengarahan yang akan Bapak sampaikan, saya ucapkan banyak terima kasih.
salam,
Yoyok Harioso
Erianto Simalango said,
Juli 28, 2009 @ 5:35 am
Mohon maaf neh pak Yoyok.. saya telat balasnya
Sudah terima ID Card Distributornya.. pastinya sudah ya pak.
Oh ya pak Yoyok, bapak pecinta tanaman hias ya pak. Sekarang punya taman dong berarti ya pak.
Jadi gini pak Yok, sebenarnya tidak ada perlakukan khusus untuk penggunaan TGH pada tanaman. Yang penting jangan digabung dengan pupuk kimia atau pupuk lain. Berikan Jarak waktu penyemprotan pupuk pada tanaman bunga antara 3 sampai 5 hari sebelum atau sesudah menggunakan pupuk kimia atau pupuk lain. Lakukan 1 x 2 minggu atau 1 x 1 bulan pak. Bapak semprotkan saja ke tanahnya. Jadi tidak ada aturan yang baku pak. Karena pada padarnya pupuk TGH akan membantu tanaman menyerap unsur hara yang terdapat dalam tanaman sehingga daya serap tanaman semakin tinggi dan menghasilkan daun yang hijau dan segar atau berbunga.
Mungkin ini yang bisa saya jelaskan pak Yok, jika ada yang kurang mari kita sharingkan lagi pak Yok.
Salam Sukses pak. Senang bekerjasama dengan pak Yoyok.
rasyid said,
Desember 28, 2008 @ 10:20 am
apa tidak salah kalau TGH dibirikan pada tanaman langsung sedangkan komposisinya mikroba/mahluk hidup, sesuai dgn petunjuk bpk 10ml/2ltr air. saya pernah coba tanaman langsung kering, TGHnya saya dpt dari temen.
Erianto Simalango said,
Januari 9, 2009 @ 5:49 am
Mohon maaf mungkin penggunaannya atau cara – caranya kurang tepat. Kami sangat menyarankan pelajari dulu yang sebenarnya baru memberikan informasi yang sebenarnya.
Ini salah satu komentar dari renponden klik untuk membaca
Terimakasih
Salam
Erianto Simalango said,
November 3, 2008 @ 6:21 am
Yth,
Selamat siang pak William Lim
Mohon maaf pak karena kami baru bisa menjawab / balas email pak William. Kami senang disela-sela waktu sibuk bapak masih sempatkan untuk mempelajari tentang tiensg golden harvest.
Benar pak William Lim bahwa Golden Harvest (GH) bisa di gunakan untuk semua jenis tanaman. Nah bapak mau menggunakannya ke tanaman apa dulu pak. Jadi misalnya kalau ke sawit 1 liter pupuh GH + 50 liter air, nah setelah itu nanti setiap pohon sawitnya dibuat empat lobang +/- 20cm kemudian pupuknya disiramkan ke lobang tersebut +/- 250cc / lobang.
Jadi kalau ke Padi bisa disemprotkan. jadi 3 hari sebelum tanam disemprot dulu, setelah itu baru ditanam. Setelah umur 10 hari dilakukan lagi penyemprotan. Kira2 seperti itu maksudnya. Untuk lebih jelasnya jika bapak mau mencoba 1 atau 2 liter dulu sekalian akan kita kirimkan petunjuk teknisnya sudah berbentuk buku +/-14 halaman. Harganya memang sama, dimana pun bapak beli pupuknya hanya Rp. 90.000,- )* (sembilan puluh ribu rupiah) saja / liter. Jika tidak keberatan saya bisa kirimkan ke alamat bapak cuman Rp. 90.000/liter ini bisa hampir 1 hektar.
Demikian pak William Lim penjelasan saya, mudah – mudahan bisa membantu pertanyaan bapak. Jika ada yang kurang jelas kami siap bantu pak.
terimakasih
salam / eric
Erianto Simalango
william lim said,
Oktober 31, 2008 @ 6:24 am
dikatakan tadi di atas bahwa tiens golden harvest bisa di pakai untuk semua jenis tanaman tergantung dosisnya, seperti apa dosis menurut klasifikasinya. Dan juga bagaimana dengan kesamaan harga yg ada karena saya mendapat informasi harga yg cenderung bervariatif, sekian dari saya, terima kasih untuk perhatiannya
erianto simalango said,
September 18, 2008 @ 3:33 am
Ya Kang Yayan… silahkan pak. Kami sangat setuju kalau informasi ini tersebar kemana – mana. Kami siap membantu Kang Yayan beserta rekan – rekan kita di Sumedang yang membutuhkannya. Buku Petunjuk Teksnis Untuk penggunaan terhadap segala jenis tanaman sudah diterbitkan, mudah – mudahan ini bisa mempermudah.
Ya pak! Kami sangat setuju dan sependapat dengan Kang Yayan, jangan cuman mengesahkan UU tetapi tidak ada kelanjutan. Tetapi melalui Golden Harvest kami mencoba mendukung program pemerintah Go Organik 2010.
OK Kang Yayan.. kami menunggu kabar baik dari Kang Yayan..
Salam buat rekan – rekan di Jakarta dan Sumedang, dan selamat menunaikan ibadah puasa.
Kang Yayan said,
September 18, 2008 @ 3:03 am
Terimakasih pak infonya, saat ini saya masih bekerja di Jakarta, insya Alloh lebaran ini kami mau lebaran di Sumedang nanti akan kami sampaikan ke sodara kami dikampung yang masih menggarap sawah. Oh iya kami juga ingin menyampaikan cara2 pengolahan kompos organik kebetulan saya ada pengalaman tentang pengolahan sampah sisa sayuran didapur dan daun2. So sejak Januari 2008 s.d sekarang bak sampah kami hanya plastik saja. Membantu beban pemda DKI dalam penanganan sampah rumah. Yo mestine yang bisa kita olah mengapa tidak kita lakukan. Undang2 no 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah semestinya langsung disosialisasikan ketiapwarga jangan cuma disyahkan tanpa ada tidak lanjutnya ko malah curhat ke bapa nih. Ngga apa yah pak siapa tahu ada warga Jakarta yang membacanya. Trims pak.
Erianto Simalango said,
September 5, 2008 @ 10:29 am
Selamat Sore KangYayan…
Mohon maaf saya telat jawab emailnya Kang Yayan…
Ya benar sekali, silahkan pak kalau bisa memang jeraminya diolah menjadi kompos lebih bagus. Kalau ayah saya dulu jeraminya dikumpulkan dan dibawa ke tanaman kopi dan cenkeh. Jadi jeraminya membusuk disana sehingga subur tanahnya. Tetapi saya pikir kalau bisa diolah menjadi pupuk kompos kenapa tidak.
Kang Yayan yang terhormat,
silahkan isi formulir pendaftarannya yang sudah saya kirimkan, nanti bapak bisa bawa ke alamat terdekat juga ada saya lampirkan atau ke alamat ini :
Stockist 36 Sumedang
Jl. Mayor Abdurahman 219 A
0261-201922
Jadi setiap pengguna pupuk kita harus terdaftar pak, sehingga memudahkan kita untuk
1. mengetahui jumlah kebutuhan pupuk di Indonesia sesuai data
2. harga berlaku secara nasional sebesr Rp. 90.000,- jika sudah terdaftar
3. Bapak bisa beli pupuknya dimana saja stokis ada di Indonesia dengan harga yang sama.
4. Dengan adanya kartu keanggotaan tidak ada permainan tengkulak atau permainan harga
Demikian Kang Yayan jika ada kendala, silahkan hubungi kami di email ini ericserianto@gmail.com atau sms di 0819-3370-3356
Salam Sukses
erianto simalango
Note : Kami juga bisa mengirimkan langsung ketempat bapak langsung.
Kang Yayan said,
September 5, 2008 @ 12:46 am
Pak Malongo saya baru baca artikel ini menarik juga, yang ingin saya tanyakan paska panen padi jeraminyakan jadi masalah numpuk gitulah kalau dibakar sayang lebih baik dijadikan kompos, nah kekurangan pupuk komposnya mungkin pake Golden Harvest. Untuk daerah Sumedang Jawa Barat dapat diperoleh dimana Pak? Trims
CHRISTIAN ADITYA said,
September 3, 2008 @ 5:48 am
Mengapa untuk pembelian pupuk TGH masih harus melalui inden?apakah bila nantinya banyak pemesanan TGH,produsen dapat memenuhi.terus terang untuk mendapatkan 2 liter pupuk saja disemarang sangat susah harus melalui inden.bagaimana untuk mengatasi masalah ini untuk kedepannya.terimakasih